MENANGIS BUKAN TANDA LEMAHNYA IMAN

Assalamualaikum Sobat Quran, kayanya semua manusia di dunia ini pasti pernah nangis.
Minimal pas baru lahir, kita dinyatakan normal kalo kita nangis. Kalo ketawa, dokternya yang justru nangis kan ☹, Pas kita tumbuh jadi balita, ada momen-momen kita nangis karna sesuatu yang menurut kita saat itu penting. Entah karna ga dikasih mainan air, ga diajak ayah naik motor, atau pas jatoh di jalan. We cry over things that matter for us *jaksel mode.

Sekarang kita udah agak dewasa, tapi kok rasanya kaya ada tekanan buat ga boleh nangis ya. Padahal kan rasanya sama-sama sakit, sama-sama mengecewakan dan sama-sama penting bagi kita. Bedanya kalo dulu sakitnya lebih banyak di fisik, sekarang lebih banyak di sini (nunjuk hati), Bagian tubuh yang ga keliatan kalo lagi terluka. Makanya kita suka malu kalo tiba-tiba nangis, karna kita ga bisa nunjukin ke orang lain kalo hati kita butuh disembuhkan.

Padahal nangis bukan sesuatu yang memalukan dalam Islam. Bukan pula sebagai tanda lemahnya iman.

“Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).” (Q.S. Yusuf : 48)

Nabi Ya’qub menangisi anaknya tentu bukan karna imannya lemah bukan?

Para Sahabat bahkan Rasulullah SAW-pun pernah menangis. Dari yang karna ditinggal oleh orang-orang yang mereka cintai sampai karna rasa takut mereka kepada Allah.

Yup, mereka menangisi sesuatu atau seseorang yang penting bagi mereka.

Hal “penting” ini yang berbeda antara satu manusia dengan manusia yang lain. Kadang kita liat ada orang menangisi sesuatu yang menurut kita kurang penting, padahal bisa jadi itu sangat penting bagi dia.

Tapi bukan berarti kita harus larut dalam tangisan tanpa mencari solusi atas apa yang menyakiti hati kita.

Menangis adalah respon alami tubuh yang Allah ciptakan untuk membuat hati jadi lebih tenang. Kalo kita tahan-tahan, justru bisa berakibat negatif bagi tubuh.

Kalo hati dan tubuh kita kurang relaks, maka akan sulit untuk mencari solusi atau move on dari apa yang menyakiti hati.

Bukankah yang Allah panggil ke Surga itu adalah yang jiwa nya tenang?

“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Surga-Ku.” (Q.S. Al-Fajr : 27-30)

Maka menangislah dalam rangka menenangkan hati kita, dalam rangka menguatkan keridhoan pada apa-apa yang ditetapkan oleh Allah, agar Allah juga ridho pada kita. It’s okay to cry sometimes, karna inilah yang menjadikan kita manusia.