Yang Melekat dan tidak terelakkan!

“Ketika amanah melekat sama kamu ji, jangan salahkan mereka yang meniru kebodohan personalmu”
Ucapku kepada Fauzi seorang yang mempunyai amanah besar di kampusnya

“Tapi bang, urusan merokok, pacaran, dan telat itukan masalah personal bang, harusnya mereka sebagai mahasiswa taulah mana yang baik dan mana yang salah”
Ucap Fauzi tidak terima

“Hmm, kamu ngga bisa ngelepasin dimensi personal dan profesional ketika kamu ngomongin organisasi Ji” Ucapku sembari mengambil nafas
“Iya aku tau, pastinya kita ngerasa berat banget ketika perbuatan yang biasa kita lakukan diusik, tapi sadarilah Ji, kalau apa yang kamu lakukan pasti bakal ditiru dan menginspirasi mereka.”
“Adik adik organisasimu itu melakukan bukan apa yang mereka tau itu benar, tapi mereka bakal meniru apa yang para pendahulunya lakukan”
Ucapku kepadanya dengan menggebu-gebu

“Kalau dipikir-pikir iya juga sih, aku begini karena aku rasa pendekatan pendahuluku kayak begini, namun versi yang lebih buruk dariku, makanya aku sempurnakan dengan versiku”
“Ya berarti apa yang aku lakukan saat ini juga karena dosa para pendahuluku dong Bang!”
Ucapnya tidak terima

“Heh, bisa-bisanya nyalahin orang”
“Begini Ji, kamu mau ngewarisin dosa jariyah para pendahulumu?, Kamu juga kena dosanya tau!”
“Udah tau kalau itu salah masih aja dicontohin ke yang lain”
“Kalau aku ga salah ya Ji, para keluarga nabi itu kalau melakukan kesalahan hukumannya, karena dua hal, karena mereka orang yang terpandang dan mereka tau mana yang benar”
“Dan dua – duanya itu melekat pada kamu sekarang Ji”
“Dan sekarang kamu mau fokus nyalahin yang lain tanpa mau berbenah?, Sudahlah lupakan kesalahan para pendahulumu, perbaiki kalau bisa, karena kamu saat ini sedang merusak kebaikan yang telah dilakukan pendahulumu dan menambahkannya dengan kerusakanmu”
Ucapku sinis dengan agak keras, mencoba untuk menyadarkannya atas apa yang dia lakukan.

“Sadarilah Ji, kamu itu teladan bagi yang lain. Bahkan cara kamu mengupdate status di WAmu pun akan menginspirasi yang lainnya, jadi mulai perhatikan baik-baik sudah sebanyak apa kamu contohkan yang tidak baik dan lihat saja dosanya sudah sebanyak apa di akhirat”
Ucapku kepada Fauzi, yang diakhiri dengan aku yang memberikannya segelas air untuk diminum.

Memang, pada akhirnya amanah ini akan mencoba untuk memperbaiki kita, agar kita menjadi teladan dan baik di segala hal. Hanya saja sebagian orang menganggapnya sebagai kemunafikan, kaku, dan tidak penting. Andai saja mereka sadar bagaimana dampaknya pada kehidupan organisasi para penerusnya.

Ya aku harap, mereka itu bukan engkau dan aku. Aku harap kita bisa terus menjadi teladan yang baik bagi yang lain.

Muhammad Wildan