Masalah-masalah yang sejatinya kerdil kerap kali kita narasikan setiap hari. Membuatnya menjadi terpatri di pikiran dan mengganggu aktifitas harian.
Padahal, sesesak apapun kehidupan yang kita jalani, sejatinya terselip cinta dari Sang Illahi.
Ia yang ingin membentuk kita menjadi tangguh nan teguh. Tuk mengarungi kehidupan yang entah sampai kapan tapi tetap berbekal keimanan
Berkali-kali merutuki takdir. Berkali-kali mempertanyakan kenapa kita yang mendapatkan skenario hidup seperti ini. Menuding banyak pihak yang bertanggung jawab menjadikan kita sebagai korban dan melupakan Tuhan pada masa-masa kritis kehidupan
Seringkali impian yang sudah direncanakan secara terstruktur terjegal. Entah karena faktor eksternal ataupun internal. Membuat kita terhenyak dan sekitar terasa gelap.
Tapi Allah tetap datang lagi dan lagi. Tak peduli dengan usangnya iman yang kita miliki. Ia datang menawarkan takdir lain yang lebih baik.
Maka kembali pada hamba, apakah ia ingin tetap jumawa dan mengabaikan bersitan hidayah itu atau tunduk berserah dan mulai menata kembali hidup yang baru
Hidup yang lebih menghidupkan jiwanya. Menghidupkan akalnya. Menghidupkan mimpinya. Menghidupkan manusia-manusia di sekelilingnya.
Percayalah, Allah selalu ingin yang terbaik bagi hambaNya. Tapi kita selalu merasa sudah melakukan hal terbaik dengan aneka rencana dan strategi yang bercokol dalam kepala.
Lupa bahwa manusia banyak salahnya.